Selasa, 25 Desember 2007

Laba, Mr Spider, Mr Profit, Pak Untung, Mad, Udin, Bule, Mea, George Michael dll

a

Nama ku Laba, tetapi sepanjang hidup ku aqu pernah tinggal di beberapa lingkungan, beberap tempat dan waktu yang berbeda. Orang sekitarku pun lantas mengarang namaku, karena jarang aku menyebutkan nama panggilan ketika berada di lingkungan baru. Biasanya aku sebutkan nama lengkapku dan orang lain memilih manggil aku .....
Ya aku sendiri sampai hari ini tidak tahu aku lebih baik dipanggil apa.

Suatu saat dulu, kami 4 bersaudara, sama sama kuliah di Malang. Kedua Adikku berkuliah di Univ. Gajayana, Aku di Univ. Brawijaya Malang dan Abangku di Univ. Muhammadiyah Malang. Sebelumnya kami tinggal di kost-an yang berbeda semua di Malang, Jawa Timur.

Suatu kali kami kehabisan bekal dan akhirnya tidak gengsian, nyari sebuah rumah kampung dan ngontrak basis setahun, dan akhirnya berhasil tinggal bersama.

Persoalan baru muncul ketika di dalam rumah itu ada 4 nama yang sama. semua-semua punya teman yang seabrek, dan teman-teman yang selalu berkunjung ke rumah kami itu. Pertanyaan selalu muncul : Ada Laba?
4 nama itu adalah
1. Zainal Abidin Laba
2. Muhammad Syafiuddin Laba
3. Qadarsman Laba
4. Malik Fajar Laba
Padahal Laba adalah nama marga kami, namun munglkin nama kami tidak pasaran untuk lingkungan Jawa maka Laba yang terpilih menjadi nama. 3 saudaraku juga mengalami kondisi yang sama Read More...

a

Nanti saya ceritakan sedikit keadaan di kampung ku Read More...

Sabtu, 15 Desember 2007

Alor dan Ketidak Tahuan Teman

a

Namaku diberi dari orang tuaku tanggal 04-0401972 lalu Muhammad Syafiuddin Laba di Alor, provinsi NTT. Menyebut nama Alor, jarang ada yang mengenal kecuali ada keterdekatan (approximity) lain. Misalnya saya pernah bertemu seorang Tentara di pedalam Lumajang, Jawa Timur. Ia tau Alor karena pernah tugas di Tim-tim tahun 1975 an. Aku juga bertemu seorang pelaut asal Bandung. Ia tau karena saat belajar dulu diajarkan mana-mana laut terdalam di Indonesia, kampung memiliki itu.

Aku baru bertemu Mister Ahmad Sudradjat, ia orang Indonesia yang menjadi warga negara Emarate, tinggal di Dubai. Ia lebih banyak tahu Alor : Ada kurma tumbuh di Alor (masa kecil aku memang banyak kurma di sana). Kalangan kerajaan di sana sedang berupaya melestarikan beberapa pohon kurma yang usianya ribuan tahun. Kurma itu tembus pandang hingga kelihatan bijiannya dari luar, kurma kristal kira-kira namanya, yang kata Mister Ahmad beberapa abad silam dibawa dari Alor jazirah sana, yang di sananya lestari dan khusus buat kalangan raja-raja (tidak akan pernah ditemukan di luar lingkungan ningrat) sedangkan di situs asalnya mendekati punah. Memang daerah saya pada komunitas Muslim, adalah turunan timur tengah yang datang untuk berdagang, cocok tanam, sebar agama seperti halnya saudara ku dari Kristen dari negara Eropa. Malah Dili yang jaraknya 4 jam dayung sampan dari pantai selatan Alor, dulu nenek moyang ku yang buka. Tercatat di Dep. Agama Pusat, dan siapa saja yang pernah dekat dengan Timtim, bangunan pertama di Dilli adalah Masjid An Nur Kampung Alor. Sejarah yang saya dengar, dulu Belanda menjajah Dilli, Portugis menjajah Alor. Namun ditukar, Belanda kemudian pindah ke Pulau Alor dan Portugis Ke Dilli (tahun-tahunnya menyusul). Nah pada saat pertukaran ini, kapal pertama Portugal (kata Data di Depag) disambut oleh pengusaha di Dilli dengan tarian khas Timur Tengah. Artinya itu nenek moyangku, Marga aku Baba, 4 turunan di atasku, kini orang mengenalnya Kyai Baba, datang dari Ternate ke Rumah Besar (Uma Pelangserang) kawin dengan seorang putri asal Bugis, moyang aku. Kyai Baba kemudian mengembangkan Islam yang sudah ada namun masih teori, penginggalan Kerajaan Sikka yang kata sebuah dukumen diberi oleh rekan saya Bapak Tengku M. Jayadhi Nur dari Aceh kerajaan Sika di Alor memiliki pusat pemerintahan sampai ke Bima. Kurun waktunya sekitar berdirinya kerajaan Pasai. Tercatat A Bastian dan beberapa pengeliling dunia pernah singgah di Sikka (Alor, bukan Sikka Maumere di Flores) yang mashur zamannya, yang peninggalannya masih ada hingga hari ini. Kini daerah ku masih menganut kerajaan bahkan ada beberapa kerajaan yang masih dipertahankan. Di Kota Kalabahi (Dibuka oleh kakek-kakek saya tahun 1911, pindah dari Desa Alorkecil desa aku). Raja di Alor sekarang adala Raja Nampira yang menguasai Kota Kalabahi dan sekitarnya.

Nanti aku lanjutkan, seorang teman memanggil aku untuk cofee morning di Center Point Batam Read More...